Sabtu

Saturday is supposed to be fun and the most awaited day of the week. Tapi semua berubah sejak negara api menyerang. Some time months before, gue anxious ketika Sabtu datang. Beda dengan orang-orang yang baru anxious menjelang Senin, dulu gue selalu seneng menjelang Senin karena berarti kerja lagi, Lalu, apa yang gue lakukan untuk membuat Sabtu kembali menyenangkan? Setelah berhasil mengumpulkan energi, Sabtu pertama gue menuruni air terjun. Apakah ini kegilaan atau memang gue sedang membutuhkan distraksi, tapi eksplorasi pertama ini seakan membangunkan gue dari koma panjang bertahun-tahun. Berhari-hari merasakan chest pain, gue kira, umur berhasil mengalahkan kesehatan gue dan mungkin gue juga punya penyakit jantung seperti mama? Pun ketika dibawa menuruni air terjun, nyeri di dada tidak terasa. Memang sudah lama gue curiga itu hanyalah psikosomatik. Efek di badan karena pikiran. Lantas ketika dibawa bertualang, rasa sakit itu justru hilang. Sayangnya efek adrenalin sirna beberapa hari

lluvia #14

Tears never means that u re weak.
Laksana hujan yang bergemuruh. Membiarkan awan menumpahkan muatannya.
Saya memutuskan pergi. Bukan karena tak punya nyali. Atau bosan berharap sendiri. Apalagi karena caci maki orang orang dengki.
Saya memutuskan pergi. Anggaplah mengejar mimpi. Anggaplah memuaskan keinginan hati. Yang pasti waktu saya sudah terhenti di sini.
Banyak yang berkeluh kesah ketika hujan menyapa. Banyak yang merasa tertawan dari dunianya. Dan pelangi tidak lantas menyambut begitu hujan reda. Banyak pula yang menentang hujan. Berlari sambil merutuki di bawahnya. Tidak rela waktunya terbuang percuma.
Saya memilih duduk menatapi hujan. Mendengarkan ia menyampaikan pesan: istirahatlah sejenak, dari dunia yang membuat penat. Dari dirinya yang tak pernah melihat.
Saya sedih, that kind of sadness when u have to let go something to pursue ur dream.
Tuan, saya rindu.

Published with Blogger-droid v2.0.9