Apa Kabar, Bo?

 



Apa kabar, Bo? Kemarin saya ke Gramedia. Sanctuary saya pas jaman SD. Dulu waktu Hero Swalayan masih ada di Gatot Subroto. Biasanya saya ke sana setelah ngumpulin duit jajan seminggu dan bisa buat beli komik. Ngga seperti sekarang, dulu banyak komik yang sampul plastiknya terbuka, jadi saya puas-puasin baca sebelum akhirnya beli cuma satu. 

Jaman itu majalah Bobo tidak setipis sekarang. Apalagi pas edisi khusus, tebalnya bisa ngalahin kamus. Hahaha, bercanda ya, Bo. Bobo benar-benar teman bermain dan belajar saya, ada beberapa dongeng dunia yang sampai detik ini saya masih ingat. Ada juga dongeng lokal yang jadi favorit saya. Mungkin penulis Bobo sudah lupa, ada sebuah cerpen, yang memuat cerita ibu petani yang asik bekerja hingga anaknya kelaparan. Saya ingat ada syairnya: tingting gelinting, perutku sudah genting, kelaparan mau makan.

Saya kemudian meniru syair tersebut dan dimarahin Mama. Beliau bilang, ngga pantas didenger orang. Oh ya, Bo. Mama adalah orang yang berjasa mengenalkan kita. Bisa jadi karena Mama juga hobi membaca. Kalau saya langganan Bobo, Mama langganan Nova. Ada masanya, hari Kamis kami tunggu karena Nova dan Bobo akan diantarkan ke rumah.

Itu bertahun-tahun yang lalu, Bo. Jauh sebelum pandemi, sebelum Mama pergi, bahkan sebelum saya berkuliah di UI. Masa-masa tidak ada masalah. Tidak ada PR yang menjadi momok, atau nilai yang harus dikejar, Masa-masa lari dari tidur siang, ketika dada tidak berdebar-debar karena cemas akan masa depan. Saat menjadi manusia dewasa yang mandiri masih berbentuk mimpi.

Bo, dari semua yang Bobo ajarkan, kenapa Bobo tidak memberi tahu kalau menjadi dewasa akan sesulit ini? Akan penuh patah hati dan air mata. Akan menangis diam-diam di balik bantal. Kenapa Bobo tidak membuat rubrik persiapan menjadi manusia dewasa. Menghadapi hari-hari yang tidak lagi membawa tawa. Sekarang belum terlambat, Bo. Walau pun Bobo sekarang tipis, masih menarik untuk dibaca. Beri tau teman Bobo yang lain, ya. Apa saja yang harus disiapkan agar menjadi orang dewasa yang bahagia.

Comments