Apa Kabar, Bo?

  Apa kabar, Bo? Kemarin saya ke Gramedia. Sanctuary saya pas jaman SD. Dulu waktu Hero Swalayan masih ada di Gatot Subroto. Biasanya saya ke sana setelah ngumpulin duit jajan seminggu dan bisa buat beli komik. Ngga seperti sekarang, dulu banyak komik yang sampul plastiknya terbuka, jadi saya puas-puasin baca sebelum akhirnya beli cuma satu.  Jaman itu majalah Bobo tidak setipis sekarang. Apalagi pas edisi khusus, tebalnya bisa ngalahin kamus. Hahaha, bercanda ya, Bo. Bobo benar-benar teman bermain dan belajar saya, ada beberapa dongeng dunia yang sampai detik ini saya masih ingat. Ada juga dongeng lokal yang jadi favorit saya. Mungkin penulis Bobo sudah lupa, ada sebuah cerpen, yang memuat cerita ibu petani yang asik bekerja hingga anaknya kelaparan. Saya ingat ada syairnya: tingting gelinting, perutku sudah genting, kelaparan mau makan. Saya kemudian meniru syair tersebut dan dimarahin Mama. Beliau bilang, ngga pantas didenger orang. Oh ya, Bo. Mama adalah orang yang berjasa...

lluvia #27

Old conversation.

Dear sir, i miss you so much. Not in the way love involved. But, you knew this before, i couldnt find another you. A guy as witty as sweet as indifferent as you. A guy with answer for each of my questions.

I told you before, we're compatible. Not in romantic way. But in the way your thought fill me and mine fill yours. We had talked a lot. Since the dawn to the dawn. Though i miss you every since. Im lost now.

Sir, im not in love. Nor im in rage with somebody. I just live. No drama added. Those old conversations, how i make my thumbs numb typed my emotions to you. Sir, how's life of yours?

My life plain like my favorite yogurt. A little bit sour, but it's plain. Sir, i dont feel like living. And i know, you already stop looking at me. Finally we lost contact.

Bizzare i dont feel pain. I dont feel anything. Im numb. Despite in missing you.

Comments