Apa Kabar, Bo?

  Apa kabar, Bo? Kemarin saya ke Gramedia. Sanctuary saya pas jaman SD. Dulu waktu Hero Swalayan masih ada di Gatot Subroto. Biasanya saya ke sana setelah ngumpulin duit jajan seminggu dan bisa buat beli komik. Ngga seperti sekarang, dulu banyak komik yang sampul plastiknya terbuka, jadi saya puas-puasin baca sebelum akhirnya beli cuma satu.  Jaman itu majalah Bobo tidak setipis sekarang. Apalagi pas edisi khusus, tebalnya bisa ngalahin kamus. Hahaha, bercanda ya, Bo. Bobo benar-benar teman bermain dan belajar saya, ada beberapa dongeng dunia yang sampai detik ini saya masih ingat. Ada juga dongeng lokal yang jadi favorit saya. Mungkin penulis Bobo sudah lupa, ada sebuah cerpen, yang memuat cerita ibu petani yang asik bekerja hingga anaknya kelaparan. Saya ingat ada syairnya: tingting gelinting, perutku sudah genting, kelaparan mau makan. Saya kemudian meniru syair tersebut dan dimarahin Mama. Beliau bilang, ngga pantas didenger orang. Oh ya, Bo. Mama adalah orang yang berjasa...

Kamu Kerja Cari Apa?



Sebenernya kalau mau wirausaha jangan mentok di: modalnya gak ada. Karena modal yang utama adalah skill. Dan salah satu skill wajib berwirausaha adalah mental. Kalau belum punya mental wirausaha. Yuk deh sama-sama jadi buruh kayak saya.

Biar statusnya cuma buruh, jangan menganggap remeh diri sendiri. Buktinya revolusi di Eropa dan perang sipil di Amerika, bermula dari gerakan buruh. Nah buruh juga kudu meratiin hal berikut supaya tahan lama kerja di suatu perusahaan.

Kerja cari apa? Itu pertanyaan pokoknya. Kamu kerja mau cari gaji gede, berkarir, mengejar cita-cita, cari jodoh, cari kantor bergengsi, cari kerjaan yang rekan kerjanya baik atau sekedar asal punya kerjaan aja?

User. Ini penting, karena user adalah orang yang harus kamu puaskan kebutuhan psikologisnya. Terutama dari segi keberhasilan kerja. Makanya kalau wawancara kamu bakal ketemu sama user ini. Dia bakal jabarin jobdesk kamu dan kamu harus banyak nanya tentang ritme pekerjaan. Lalu yang dilakukan sambil diam adalah rasakan dengan hati, apakah kamu cocok kerja di bawah orang ini?

Fasilitas. Pas wawancara kerja kamu pasti ngisi banyak form. Salah satunya tertulis tentang fasilitas dan gaji yang diminta. Triknya gini, kalau kamu mau gaji 5juta, tulis angka 6juta pada kolom gaji yang diminta. Tentu saja dengan mengukur skill diri dan kemampuan kantor untuk membayar. Ada loh majalah yang kurang laris gajinya gede, lebih gede dari majalah yang mengklaim terlaris.
Kenapa demikian? Biasanya ini ngaruh ke fasilitas. Ada perusahaan bergaji kecil dengan fasilitas mumpuni. Ada yang gajinya gede tapi fasilitasnya minim. Ada juga yang gajinya udah gede, fasilitas lengkap dan kerjaannya gampang. Kalau ada lowongan di tempat kayak gitu, saya duluan daftar.

Lokasi. Ini juga penting, apalagi kalau rumah kamu di tengah kota kayak saya. Mau ngekos kok rasanya gimanaa gitu. Katanya sih, sebagian besar waktu pekerja di Jakarta habis di jalanan. Bersamaan dengan waktu, stamina dan semangat juga habis. Kecuali kalau kamu pulang pergi kerja sama pasangan, sambil gandengan tangan. Banyak yang pas wawancara ditanya 'kenapa mau kerja di sini?' jawabannya 'lebih dekat dengan rumah'.

Kerja sesuai passion itu bonus. Bukan keharusan. Kenyataannya banyak orang yang nggak tau passion itu apa. Terus nih, hobi jangan dijadiin kerjaan. Hobi itukan kegiatan kamu di waktu luang. Sedangkan kerjaan harus selalu kamu lakukan. Dan nanti kamu bingung sendiri mau cari hobi baru apa.

Jadi nih, hal yang terutama ketika bekerja adalah kamu melakukannya tanpa terpaksa. Dengan rasa riang gembira. Nggak peduli orang bilang apa. Toh, kamu yang tau kenyataan dari semua ini.
Kalau saya sih tetep, I work with passion, for money, to living.