Sabtu

Saturday is supposed to be fun and the most awaited day of the week. Tapi semua berubah sejak negara api menyerang. Some time months before, gue anxious ketika Sabtu datang. Beda dengan orang-orang yang baru anxious menjelang Senin, dulu gue selalu seneng menjelang Senin karena berarti kerja lagi, Lalu, apa yang gue lakukan untuk membuat Sabtu kembali menyenangkan? Setelah berhasil mengumpulkan energi, Sabtu pertama gue menuruni air terjun. Apakah ini kegilaan atau memang gue sedang membutuhkan distraksi, tapi eksplorasi pertama ini seakan membangunkan gue dari koma panjang bertahun-tahun. Berhari-hari merasakan chest pain, gue kira, umur berhasil mengalahkan kesehatan gue dan mungkin gue juga punya penyakit jantung seperti mama? Pun ketika dibawa menuruni air terjun, nyeri di dada tidak terasa. Memang sudah lama gue curiga itu hanyalah psikosomatik. Efek di badan karena pikiran. Lantas ketika dibawa bertualang, rasa sakit itu justru hilang. Sayangnya efek adrenalin sirna beberapa hari

you know i adore you


Seharian ini dengerin album Matchbox Twenty dari yang pertama sampe terbaru. Satu lagu ini stuck in my head.
Aslinya, sedetik setelah kejadian kemarin, gue punya satu nama yang ingin langsung gue telepon dan bercerita. Ingatan bahwa dia gak ingin mengangkat telepon gue mencegah gue menekan tombol dial. Saya dan dia sudah selesai. Dia dan kepalsuannya, saya dan kenaifan saya, tak pernah ada kami.
Sejak detik gue nggak jadi menekan tombol dial, ada rasa rindu menyelisip dan bertahan hingga kini.
Saya kangen sama fans mas Jared itu.
Saya berulang kali bilang selamat tinggal. Sesungguhnya yang tetap tinggal adalah rasa saya, apapun wujudnya. Saya gak ingin melepaskan dia.
Published with Blogger-droid v2.0.9