Read This When You Want To Give Up

 I keep listing the reasons why I can't kill myself. And each day it gets shorter. Still, I live. Liking my job, taking care of others, set goals, and actually achieved it. All while still wanna die. So I try to understand, what's exactly in my brain. What's I'm looking for. What's the drive that gets me up every morning. Why I'm in constant pain. Maybe I'm just dramatic, a little bit melancholy. I know what I want is for the pain to stop. And I need to know where the bleeding is to stop it. What and who hurts me. Or No matter what and who, when and how, I need to accept and forgive. Forgive that I can't change the past, I can't change people. Accept that I only can control myself. To tough up and not let it hurts. Maybe this is not about me. Maybe the what and the who weren't aware that they hurt me. It's like a circle. While they tried to protect themselves, they unintentionally hurt others. The fact that I wanna die since 4th grade and sti

saya cuma punya uang

Harusnya kamu nggak iri sama saya. Kamu kan sudah menikah dan mempunyai anak. Kamu nggak perlu susah dengan rapat redaksi dan narasumber seenak udel.
Kamu nggak perlu mikirin berangkat jam berapa biar nggak kejebak macet. Kamu nggak perlu ngabisin batre ponsel di angkutan umum biar nggak bosen. Kamu gak bisa iri sama saya.
Kalau sedih/marah/gelisah, kamu bisa cerita sama pasangan. Kamu nggak perlu lagi jaga image depan dia. Kamu bisa setiap saat peluk dan cium dia berhadiah pahala. Kamu nggak perlu memilih baju canggih supaya dianggap manusia.
Jangan iri sama saya. Kamu kan punya balita lucu yang imut-imut. Kamu bisa ajak dia jalan-jalan dan memamerkan kepintarannya berhitung. Kamu bisa kembali jadi anak kecil tanpa dipandang miring sama orang. Kamu bisa tidur siang bareng, lalu duduk di teras saat sore hari. Sudah wangi sambil menunggu suami.
Kamu iri sama saya? Kamu kan nggak perlu berdesakan menjelang magrib. Bergumul bau badan demi cepat sampai rumah. Padahal tiada sesiapa yang menunggu saya di rumah.
Kamu bisa khusuk beribadah. Bukannya show off sama orang yang nggak kamu suka. Kamu bisa melakukan hobi. Kamu bisa menatap matahari. Kamu bisa menikmati semilir angin. Kamu bisa menulis puisi, memanggang kue, merajut, melukis, apapun.
Kamu harusnya nggak iri sama saya. Sama kebebasan saya yang cuma omong kosong; karena saya ini kan buruh. Sama kerjaan saya yang keliatannya hip; sebetulnya itu cuma rutinitas menjemukan. Sama gadget saya yang canggih; itu cuma kompensasi dari kesendirian.
Pada akhirnya, saya cuma punya uang. Uang memang bisa beli segalanya termasuk cinta. Tapi uang saya tidak berguna, jangan jangan malah membawa saya ke neraka.
Kalau masih iri, coba pikir. Saya jam segini masih ngepost di blog. Sementara kamu udah tertidur lelap. Hangat dipelukan kekasih dengan bayi yang terbaring tenang di sisi satu lagi.
Selamat malam fulltime mother, jangan keluar rumah. Bayi mu lebih butuh otak mu daripada perusahaan yang menggajimu sebatas upah terendah.
Published with Blogger-droid v2.0.9