Untuk menuju Taman Sari secara resmi, pengunjung biasanya lewat pintu depan, beli tiket dan menggunakan jasa guide.
Anomali lain dari perjalanan gue, gue masuk melewati 'pintu belakang',
beruntung buat gue, jadi bisa menemukan kedai ini. Namanya paten, Water
Castle Cafe. Interior a la natural dengan furnitur kayu dan open air.
Dari awal ngeliat kedai ini, gue udah memutuskan untuk mencicipi
satu-dua menu di sana.
Abis menjelajah Taman Sari, gadget dan perut gue butuh di-recharge. Walau udah lapar, kaki dan punggung sakit, gue maksa balik lagi menemukan kedai Water Castle. Agak canggung prosesi gue masuk ke kedai ini. Ada seorang perempuan yang lagi merapikan meja. Gue ragu bertanya, 'Udah bisa order kah?' Si perempuan mengiyakan dan mempersilakan gue milih tempat duduk. Hal pertama yang gue lakukan setelah duduk adalah nyolok charger ponsel dan batere kamera. Baru deh nyaman melihat menu.
Sekali skimming, gue tau sasaran kedai ini adalah turis internasional. Mereka menyediakan menu breakfast dan pancake yang memang selera bule dan orang Jakarta. Iye, orang Jakarta tuh, apa juga dirasain. Terlebih mereka juga menyediakan lassi, minuman India yang nggak populer buat turis lokal. Di sini gue memesan menu paling mahal. 150ribu? 80ribu? bukan. cukup 22ribu tanpa pajak dan service. Padahal gue iklas bayar service tax karena pelayanan mereka memang baik.
Menu seharga 22ribu itu adalah Nasi Campur Water Castle. Isinya ada mangga, nanas, kacang-kacangan, wortel, brokoli kesukaan gue, jagung dan ayam jahe. Disajikan bersama nasi putih dengan topping parutan kelapa. Komplit! bisa jadi ini kata yang pas menggambarkan sensasi yang terjadi di mulut gue. Suapan demi suapan menyusul seakan gue nggak mau ketinggalan satu rasa pun dari sajian ini. Lo dapet semua rasa yang bisa dikecap lidah lo. Menu ini, rasanya boleh diadu dengan Nasi Bali racikan Lucy in the Sky.
Deretan jus-nya lumayan pricey, 15ribu. Well, setelah dikecap, boleh lah lime juice ini gue bayar segitu. Karena lo nggak akan menemukan jejak pemanis buatan atau gula dengan takaran maksimal. Ditambah lagi, disclaimer yang menyatakan semua jus di kedai ini menggunakan air mineral. Sehat dan nyaman meminumnya.
Sambil menemani gue makan, bapak pemilik kedai bercerita kisah Taman Sari. Ia juga penasaran kenapa gue mampir ke kedainya seorang diri. Gue bilang dengan jujur, menu yang sedang gue makan di kedai dia ini adalah yang terenak dari semua yang udah gue rasakan di Jogja. Kenapa gue seorang diri, yah karena gue emang seorang diri, hehehe. Bapak ini juga turun langsung ke dapur untuk meracikan setiap menu. Semua menu fresh from the oven.
Water Castle Cafe udah beroperasi selama 25 tahun. Peak season mereka adalah Juni-Juli saat bule-bule membanjiri Jogja. Dia juga bilang kalau orang yang mampir ke kedainya, kebanyakan orang-orang yang paham makanan dan 'tempat duduk enak' (ehem). Sebelum berpisah, dia menyarankan gue mengunjungi pasar burung dan Kotagede. Kalau sempat, beli lah perkakas perak di sana. Kedai ini akan jadi salah satu alasan gue buat kembali mengunjungi Jogja.
Water Castle Cafe
Taman Kt.l/231 Yogyakarta
0274 381448
08175420500