Read This When You Want To Give Up

 I keep listing the reasons why I can't kill myself. And each day it gets shorter. Still, I live. Liking my job, taking care of others, set goals, and actually achieved it. All while still wanna die. So I try to understand, what's exactly in my brain. What's I'm looking for. What's the drive that gets me up every morning. Why I'm in constant pain. Maybe I'm just dramatic, a little bit melancholy. I know what I want is for the pain to stop. And I need to know where the bleeding is to stop it. What and who hurts me. Or No matter what and who, when and how, I need to accept and forgive. Forgive that I can't change the past, I can't change people. Accept that I only can control myself. To tough up and not let it hurts. Maybe this is not about me. Maybe the what and the who weren't aware that they hurt me. It's like a circle. While they tried to protect themselves, they unintentionally hurt others. The fact that I wanna die since 4th grade and sti

three things you don't have to worry about

Yeah, hidup itu emang banyak menyita pikiran kita. Terutama yang punya gen overthinking macam sagittarius, pisces, taurus, etc. Tapi dari hasil eksperimen gue, ada tiga hal yang nggak perlu kita khawatirkan. You guess it right, im talking about: jodoh, rejeki and umur.

Jodoh, kita udah paham bener kalo urusan hati gak bisa dipaksa-paksain. Kadang kita mau, yang dituju gak mau, kadang dia mau, kitanya gak mau, kadang sama-sama mau tapi kok gak kunjung ketemu jalan buat bersama yak? Tapi jodoh pun gak melulu soal pasangan hati. Jodoh juga soal pertemanan dan pekerjaan.
Seringnya kita punya temen yang dateng gak diundang, pulang gak dianter. Tau-tau muncul aja, menghabiskan waktu bersama, lalu gak kedengeran lagi kabarnya. Tapi toh kita berjodoh, makanya bisa ketemu. Kerjaan juga gitu, udah interview sampe 2 kali sama user, terima surat kontrak, eh daper tawaran yang lebih oke. Gak jadi deh jodoh sama itu kerjaan.

Umur, yang ini lebih gak matematis lagi. Kalau di telenovela nih, orang2 jahat umurnya panjang, supaya.bisa tobat di akhir episode kali yak. Sedangkan yang baik, belum tentu juga umurnya pendek. Lah kalo jagoannya mati, tamat dong filmnya. Karena kita gak tau kapan mati, seharusnya kita gak menunda-nunda tuh. Gak menunda pake jilbab, gak menunda sholat, gak menunda zakat, gak menunda ngelamar anak gadis orang :D Soalnya kan, gak ada yang jamin detik berikutnya kita masih bernafas. YOLO, sayangnya beda tujuan hidup, beda hal yang dikerjakan.

Rejeki, nah yang ini udah berkali-kali gue kutak katik. Ibaratnya gini, rejeki gue tahun ini dipatok di harga 10 juta perbulan (ilustrasi). Tapi karena gue gak puas, gue cari job sampingan. Dalam perhitungan gue, dengan tambahan job ini bakal nambahin rekening gue jadi 12 juta perbulan. Tapi ternyata, bulan itu ada klien yang telat bayar. Jadi pemasukan gue tetap 10 juta. Lalu gue berharap berarti bulan depan nih nambahnya. Eh, bulan depan ada klien yang mengakhiri kontrak. Jadi pemasukan gue tetap 10 juta.
Sekalianya berhasil dapat pemasukan 12 juta, gadget gue rusak dan harus diganti. Total pemasukan kembali jadi 10 juta. Fiuw, 5 bulan ke belakang udah abis deh gue kotak katik ini pemasukan. Sampe gue mencoba nerima kalau jatah gue emang cuma 10 juta.

Terus kadang kita suka lupa, kalau rejeki gak melulu berupa gaji atau honor. Dan walaupun gue inget silahturahim itu membuka pintu rejeki, gue masih males melakukannya. Dan walaupun jodoh ditentukan sang pencipta, gue masih mengobral hati gue ke mas-mas mata lucu itu. Dan biarpun tau umur gue menjadi misteri, gue asik-asikan menunda-nunda pekerjaan dunia-akhirat.

Today lesson: rejeki dan jodoh gak akan ketukar, dan gak ada orang yang bisa kita bayar untuk mengerjakan ibadah bagian kita buat sang pencipta.

Comments