Read This When You Want To Give Up

 I keep listing the reasons why I can't kill myself. And each day it gets shorter. Still, I live. Liking my job, taking care of others, set goals, and actually achieved it. All while still wanna die. So I try to understand, what's exactly in my brain. What's I'm looking for. What's the drive that gets me up every morning. Why I'm in constant pain. Maybe I'm just dramatic, a little bit melancholy. I know what I want is for the pain to stop. And I need to know where the bleeding is to stop it. What and who hurts me. Or No matter what and who, when and how, I need to accept and forgive. Forgive that I can't change the past, I can't change people. Accept that I only can control myself. To tough up and not let it hurts. Maybe this is not about me. Maybe the what and the who weren't aware that they hurt me. It's like a circle. While they tried to protect themselves, they unintentionally hurt others. The fact that I wanna die since 4th grade and sti

Hujan + Macet

Nina hanya perlu menekan tombol kirim

Hubungan Nina dan Dio sudah jadi rahasia umum. Kenyataan Dio sedang punya pacar pun bukan tidak diketahui Nina. Nina hanya bersenang-senang, begitu katanya, sesungguhnya ia menyukai Dio. Dio hanya bersenang-senang, begitu katanya, ini tidak untuk selamanya walau ia tidak memberitahu Nina. Nina dan Dio bertukar kata, bertukar tawa, sering kadang Nina menangis, kadang Dio kesal, berulang-ulang.

Lalu Dio berhenti. Nina tidak mengerti. Kenapa? kenapa? kenapa? tulisnya berulang-ulang. Dio tak menjawab. Nina harus mengakui, diam-diam ia merasa ngeri dijadikan lelucon oleh Dio dan teman-temannya. Tidak, batin Nina, Dio orang yang baik hati. Nina hilang akal. Dio tidak peduli. Nina sering mendengar selenting kabar percakapan mereka dicuri baca. (Atau Dio tidak melarang siapapun membacanya) Nina kecewa.

Nina hanya perlu menekan tombol kirim. Maka pacar Dio juga akan tau isi percakapan mereka. Nina hanya perlu menekan tombol kirim ketika suara muncul di otaknya 'jangan, kamu bukan orang seperti itu'. Menyusul hatinya angkat bicara 'jangan, kamu berjanji tidak akan menyakiti hati siapapun'.

Nina tertegun. 'hati saya luka, otak saya lelah. Saya ingin Dio merasa.' Otak lantas menjawab 'dia tak merasa, dia tak peduli, kamu tak lagi menyenangkan untuknya. Yah, kamu cuma property untuknya bersenang-senang.' Hati tak mau kalah 'dia tak merasa, dia tak peduli, tak ada sedikit tempat pun untukmu dihatinya. Yah, kamu cuma property untuknya bersenang-senang.'

Nina hanya perlu menekan tombol kirim. Percakapan itu akan sampai di ponsel canggih pacar Dio. Membuktikan kecurigaannya, kekhawatirannya. Menumbuhkan rasa tidak percaya, marah pada Dio, pada dirinya. Menunding Nina menggoda lelakinya. Nina akan gamang. Apakah begitu? Ia menggoda Dio? Nina tak pernah ingin memisahkan Dio dari pacarnya. Tapi Dio memisahkan diri dari Nina. Kenapa?

Nina hanya perlu menekan tombol kirim. Percakapan itu akan sampai di ponsel canggih pacar Dio. Dio tidak marah. Mungkin berkata Nina benar seperti yang dibicarakan orang-orang. Pembicaraan Dio dan teman-temannya. Menertawakan Nina, memandangnya dengan jijik. Menunding Nina ingin memisahkan Dio dari pacarnya. Apakah begitu? Ia ingin memisahkan Dio dari pacarnya? Nina tidak pernah sengaja menggoda Dio. Kadang Dio menggoda Nina.

Nina kira ia berkeinginan mengirimnya. Tidak, ia hanya sedang kalut. Tiap dipanggil Dio tidak lagi menyahut. Nina kira ia tega mengirimnya. Tidak, Nina tidak tega melihat perempuan mana pun bersusah hati. Nina kira ia akan mengirimnya. Tidak, walau berulang kali tombol kirim tinggal ditekan seujung kuku, Nina menjauhinya.

Nina berkata 'buat apa? pacar Dio mungkin menerimanya, lantas diam saja. Perlahan hati keduanya menjauh. Buat apa? Pacar Dio mungkin menerimanya, lantas mencecar Dio. Perlahan hati keduanya menjauh. Buat apa? apa urusan Nina memberitahu bahwa si lelaki bersenang-senang dengan perempuan lain?'

Otak berucap, 'Dio tidak peduli, Nina.' Hati mengiyakan, ' Dio tidak peduli, Nina.' Nina hanya perlu menekan tombol kirim. Nina ingin Dio merasa. Nina kalut. Nina lepaskan ponselnya perlahan. Dengan hati-hati menguncinya di dasar laci. Bersama sebagian diri Nina yang merindukan Dio. Yang terus bertanya: Kenapa?

* hasil chatting dengan nissamaretta dan zakyakbar di dua aplikasi yang berbeda selagi hujan turun.

Published with Blogger-droid v2.0.9

Comments