Apa Kabar, Bo?

  Apa kabar, Bo? Kemarin saya ke Gramedia. Sanctuary saya pas jaman SD. Dulu waktu Hero Swalayan masih ada di Gatot Subroto. Biasanya saya ke sana setelah ngumpulin duit jajan seminggu dan bisa buat beli komik. Ngga seperti sekarang, dulu banyak komik yang sampul plastiknya terbuka, jadi saya puas-puasin baca sebelum akhirnya beli cuma satu.  Jaman itu majalah Bobo tidak setipis sekarang. Apalagi pas edisi khusus, tebalnya bisa ngalahin kamus. Hahaha, bercanda ya, Bo. Bobo benar-benar teman bermain dan belajar saya, ada beberapa dongeng dunia yang sampai detik ini saya masih ingat. Ada juga dongeng lokal yang jadi favorit saya. Mungkin penulis Bobo sudah lupa, ada sebuah cerpen, yang memuat cerita ibu petani yang asik bekerja hingga anaknya kelaparan. Saya ingat ada syairnya: tingting gelinting, perutku sudah genting, kelaparan mau makan. Saya kemudian meniru syair tersebut dan dimarahin Mama. Beliau bilang, ngga pantas didenger orang. Oh ya, Bo. Mama adalah orang yang berjasa...

How are u, Brother Grimm

I don't know with u, guys. Saya sendiri tumbuh besar dengan kisah-kisah Grimm Bersaudara. Hansel n Gretel, Snow White, Rapunzel? Yes, mereka bukan buatan Walt Disney. Versi aslinya, ditulis oleh dua bersaudara keturunan Slovakia, German.

Remember that Disney verse of those story always end with: happily ever after, stuff? Yeah, begitu fairy tales seharusnya, kan? Nah, gue baru aja baca versi super asli dari ketiga cerita itu.

Super asli? Yes, ternyata nih, buku yang gue punya jaman kecil dulu, udah diacak-acak sama editor, supaya sesuai dengan 'nilai moral'. Supaya banyak referensi, gue pun mulai klik sana dan klik sini. Hasilnya, mengejutkan!

Dalam versi super asli cerita Hansel n Gretel, ibu jahat yang hendak membuang mereka ternyata bukan ibu tiri, melainkan ibu kandung! Terlebih lagi, ayah baik hati yang sedikit bodoh, ternyata sadar sepenuhnya dan ikut mendukung rencana si istri. Poor Hansel n Gretel. Begitupun di cerita Snow White. Ratu jahat yang memerintahkan agar Snow White dibunuh, ternyata ibu kandung dari Snow White.

Khawatir dengan kontroversi dalam cerita ini, beberapa penerbit pun campur tangan 'menghaluskan' karakter si ibu kandung. Ayolah, mana ada sih, ibu kandung yang tega menjahati anak sendiri? Demikian argumen mereka.

Kisah Rapunzel lebih lucu lagi. Dalam versi yang gue punya, Rapunzel nggak sengaja keceplosan dan bilang ke nenek penyihir yang lagi manjat pake rambut dia: 'nenek, lambat banget manjatnya, nggak kayak pangeran'. Nah, di versi super asli, yang bikin Rapunzel ketauan kalau dia sering ditengok pangeran adalah pengakuan lugu dari Rapunzel. Dia bilang: 'kenapa semakin lama baju ku semakin sempit di sekitar perut?'
Guess what, sodara-sodara, Rapunzel hamil!! Hehehe, karena dianggap nggak sesuai moral setempat saat itu, bagian ini dimodifikasi.

Suddenly, suddenly, gue kepikiran. Kabarnya, sejarah bangsa terutama kasus G30S/PKI, banyak yang dimodifikasi. Begitu juga dengan drama proklamasi Indonesia. Penasaran deh, mau korek-korek lebih dalam tentang itu. Mungkin, gue bakal semedi beberapa saat di tumpukan buku penuh debu.

Comments