Apa Kabar, Bo?

  Apa kabar, Bo? Kemarin saya ke Gramedia. Sanctuary saya pas jaman SD. Dulu waktu Hero Swalayan masih ada di Gatot Subroto. Biasanya saya ke sana setelah ngumpulin duit jajan seminggu dan bisa buat beli komik. Ngga seperti sekarang, dulu banyak komik yang sampul plastiknya terbuka, jadi saya puas-puasin baca sebelum akhirnya beli cuma satu.  Jaman itu majalah Bobo tidak setipis sekarang. Apalagi pas edisi khusus, tebalnya bisa ngalahin kamus. Hahaha, bercanda ya, Bo. Bobo benar-benar teman bermain dan belajar saya, ada beberapa dongeng dunia yang sampai detik ini saya masih ingat. Ada juga dongeng lokal yang jadi favorit saya. Mungkin penulis Bobo sudah lupa, ada sebuah cerpen, yang memuat cerita ibu petani yang asik bekerja hingga anaknya kelaparan. Saya ingat ada syairnya: tingting gelinting, perutku sudah genting, kelaparan mau makan. Saya kemudian meniru syair tersebut dan dimarahin Mama. Beliau bilang, ngga pantas didenger orang. Oh ya, Bo. Mama adalah orang yang berjasa...

My Eternal Crush

Belakangan saat manic sudah mulai mengendur, saya sibuk mencari jeans kesayangan di antara tumpukan baju berwarna hitam. Di sana, saya justru menemukan sekelumit kenangan.

Ini kemeja hitam yang sama yang ia kenakan saat memuji saya. Kemeja hitam yang sama yang ia berikan pada saya. Kemeja hitam yang sama yang saya kenakan tiap kali merinduinya. Dan di sana kenangan itu tergeletak.

Semilir angin membawa alunan Dream dari The Cranberries. Lagu favorit kami bersama. Lalu hati saya merana. Kenangan itu begitu manis hingga saya enggan mengingatnya. Namun senyum tersungging di bibir saya. Meresapi segala perjalanan kami.

Kami tidak pernah bersama. Kami hanya searah dan beriringan. Kadang bergenggaman tangan. Kadang berlari saling mendahului. Mungkin mencinta. Sering mencaci.

Hanya karena saya mengingatnya tak lantas saya terkungkung akan kisah masa lalu. Lebih karena saya menghargainya dan menyambutnya saat ia terkenang. Cuma karena saya pergi, tidak berarti saya melupakan. Walau sesiapa pun yang datang. Ia tetap terkenang.

Lelaki berkemeja hitam.
Selamanya tetap terkenang.

Comments