Read This When You Want To Give Up

 I keep listing the reasons why I can't kill myself. And each day it gets shorter. Still, I live. Liking my job, taking care of others, set goals, and actually achieved it. All while still wanna die. So I try to understand, what's exactly in my brain. What's I'm looking for. What's the drive that gets me up every morning. Why I'm in constant pain. Maybe I'm just dramatic, a little bit melancholy. I know what I want is for the pain to stop. And I need to know where the bleeding is to stop it. What and who hurts me. Or No matter what and who, when and how, I need to accept and forgive. Forgive that I can't change the past, I can't change people. Accept that I only can control myself. To tough up and not let it hurts. Maybe this is not about me. Maybe the what and the who weren't aware that they hurt me. It's like a circle. While they tried to protect themselves, they unintentionally hurt others. The fact that I wanna die since 4th grade and sti

dear sir, may i have my heart back?

Semalem gue iseng nyebarin satu pertanyaan via instant messaging sambil nunggu indomie mateng.
Pertanyaan ini didorong oleh diskusi di Twitter bersama beberapa alumni almamater kuliah.
Pas lagi in relationship, orang cenderung mau ngasih apapun ke pasangannya. Biar diinget atau merasa dekat atau dorongan impulsive karena lagi kasmaran. Begitu hubungan selesai, barang ini mau diapain?
Disimpan: ini jawaban paling banyak dari hasil survey amatir. Kalau masih berguna, ngapain dibuang? misalnya pas lagi pacaran lo dikasih Samsung Galaxy Camera, mau balikin juga mikir-mikir kan? (lagian baru pacaran aja ngasih mahal2, biar apa coba?)
Gak enaknya kalau nyimpen barang, apalagi masih dipergunakan, sedikit banyak bakal inget sama yang ngasih. Terus kalau ada temen yang iseng, pasti dibilang belum move on...
Disumbangkan: jawaban ini muncul kedua terbanyak. Alasannya yah itu tadi, biar gak keingetan sama yang ngasih. Iya sih, kenangan bakal stay deep in your head (or heart), tapi dengan mengurangi items pencetus kenangan itu gak akan muncul ke permukaan. Kayak alergi aja.
Gak enaknya, bakal ada beberapa saat kita nyesel udah nyumbangin itu.
Dikembalikan: ini jawaban minoritas. Dengan catatan, barang tersebut masuk dalam kategori barang mewah. Mobil misalnya. Tapi kalau pacaran aja udah ngasih mobil, jangan diputusin laah. Dinikahi aja. Atau dikasih perhiasan. Baiknya dikembalikan, siapa tau itu perhiasan turun temurun yang ditujukan bagi pendamping hidupnya. Masalahnya, kalau kita ngebalikin barang, beresiko bikin sakit hati, hati kita dan dia. Dia bisa tersinggung.
Gimana kalau ada utang/piutang duit? 99% sepakat kalau ngutang harus dibayar, dan kalau ada piutang direlakan. Dengan demikian, diasumsikan semua bakal bayar utang walupun udah direlain sama pemberi pinjaman. Mengenai waktu pembayaran, sebagian sebesar kurang dari sebulan. Ada juga yang terus terang minta tenggat waktu. Gue sendiri pernah nemu kasus utang itu dicicil biar masih sering ketemuan. Hari gini, transfer bisa kali. Makanya jangan minjem duit sama pacar, lemah banget sih :p
Materi emang cenderung lebih gampang buat dibagi-bagi. Tapi gimana dengan hati, waktu dan pikiran? Boleh minta kompensasi? Seperti jawaban dari editor majalah perempuan terkemuka: Percuma barangnya dibuang atau dibalikin karena kenangannya tetap gak bs dihilangkan walau brgnya udh gak ada.
Relationship is messy kalau kata summer.
Published with Blogger-droid v2.0.9