Ada masanya
gue emang impulsif, seperti mendadak pergi ke Jogja dengan teman yang tidak
akrab, kemudian pisah jalan karena perjalanan yang tanpa perencanaan. Lalu
selepas Ashar di Mesjid Malioboro, andalan gue cuma smartphone dengan sinyal
seadanya. Pertama cari penginapan, berhubung dua teman yang hendak dijumpai
masih berhalangan bertemu.
Pertanyaan
pertama adalah penginapan murah dekat Malioboro? Ada banyak entri yang keluar
menunjukkan lokasi di Sosrowijayan. Tapi Sosrowijayan itu seberapa jauh dari
lokasi gue? Udah menjelang jam5 sore ketika gue keluar dari Mesjid. Temen gue
udah wanti-wanti supaya nggak keabisan kamar. Entah kenapa gue santai aja.
Keluar Mesjid, plang nama Sosrowijayan muncul tepat di sebrang gue. Melintasi Oxen,
gue kembali bertanya, mau menyusuri Sosrowijayan sejauh apa?
Hingga di
depan gang II ada mas-mas yang negur, 'cari penginapan?' gue langsung
mengiyakan. 'berapa orang?' tanyanya lagi. 'satu orang yang dibawah 150an,
dong, tolong dibantu.' Mas tadi tersenyum dan meminta gue mengikutinya. Akal
sehat gue lagi liburan kayaknya. Tanpa pengamanan dan pikir panjang, langsung
ngikut dia menjelajah gang II.
Tiga
penginapan pertama berakhir nihil. Akhirnya kami belok ke gang yang lebih kecil
lagi dan beruntung dapat satu kamar. Tanpa TV, kamar mandi luar, kipas angin
dan matras muat dua orang, gue deal diharga 125rb. Mas tadi bilang, kalau lagi
gak rame bisa lebih murah. Buat gue asal gak melebihi budget 150rb, gue sih
terima-terima aja. Abis unpack barang, mas baik hati tadi masih ada dilobi.
Bingung tuh gue mau ngasih tip apa nggak? Jumlahnya berapa? Ternyata pas gue
udah sodorin, ditolak sama mas tersebut. Yah mau gimana lagi dong? Semoga mas
sekeluarga dirahmati Allah.
Setelah
Bali, kayaknya Jogja bakal jadi penjelajahan gue seorang diri. And still have
no clue where to go. Yaudah deh, yang penting keluar dulu aja. Liat ada apa di
Malioboro dan apa yang bisa di makan malam ini. Orang bilang, wisata kuliner is
a must when visiting Jogja, enak dan murah! Keluar dari Sosrowijayan, yang
keliatan cuma delman, becak dan batik. Mau jalan aja susah apalagi milih-milih
lokasi makanan. Sebelumnya gue juga udah dipesenin sama mas baik tadi kalau
makan di lesehan Malioboro itu mahal. Lagian pas gue telusuri, menunya kurang menarik
kok. Lanjut jalan terus ikutin arus manusia-manusia yang entah mencari apa,
akhirnya gue sampai di titik nol kilometer.
I really wasnt thinking, just try to enjoy what i have on this unplanning trip. I see people, I sense the wind, things I dont have time to do while in Jakarta. I freeze my time and sit for a while. Not thinking, just enjoying.