Read This When You Want To Give Up

 I keep listing the reasons why I can't kill myself. And each day it gets shorter. Still, I live. Liking my job, taking care of others, set goals, and actually achieved it. All while still wanna die. So I try to understand, what's exactly in my brain. What's I'm looking for. What's the drive that gets me up every morning. Why I'm in constant pain. Maybe I'm just dramatic, a little bit melancholy. I know what I want is for the pain to stop. And I need to know where the bleeding is to stop it. What and who hurts me. Or No matter what and who, when and how, I need to accept and forgive. Forgive that I can't change the past, I can't change people. Accept that I only can control myself. To tough up and not let it hurts. Maybe this is not about me. Maybe the what and the who weren't aware that they hurt me. It's like a circle. While they tried to protect themselves, they unintentionally hurt others. The fact that I wanna die since 4th grade and sti

Porto! 9


Honey Beat: Put Some Beat to Your Music

Nama Honey Beat udah ngga asing lagi di komunitas pencinta Jepang. Setelah perjalanan yang cukup panjang dan gonta-ganti personil, akhirnya tahun lalu Honey Beat ngeluarin album pertama mereka The Wake Up Call. Lets find out more about them.

Yoroshiku, Honey Beat, kenali dulu dong siapa aja nih personelnya?
Oke, di Honey Beat ada Gema di Bass, Ocank di keyboard, Nita dan Tiiqa, dua-duanya di vocal dan melodyhorn, Andos di drum dan Amos di gitar.

Kok namanya Honey Beat sih?
Nama Honey Beat ini idenya dari Gema, karena kami mau bikin musik yang enak didenger, tapi nge-beat. Pertamanya sempet kepikiran Sugar Beat, Sweet Beat, sampai akhirnya dapet Honey Beat.

Hehe, Honey Beat itu kan judul lagu V6, boyband asal Jepang yah?
Nah, itu dia. Sehari setelah Gema mutusin itu nama band kami, dan udah didaftarin ke audisi-audisi, baru tau kalau itu lagunya V6. Jadi nih, Gema nge-google nama Honey Beat, pas banget V6 baru ngerilis lagu itu. Hahaha, tapi jangan suruh kami nge-dance yah! Jangan pernah.

Kenapa milih mengusung Japan Jazz?
Awalnya Gema sama Ocank, yang dari awal di Honey Beat, suka sama lagu-lagunya Tokyo Jihen. Biarpun kami ngga ada basic jazz-nya, karena keseringan nge-cover Tokyo Jihen, lama-lama jadi bisa. Kebetulan juga, band Tiiqa sebelum Honey Beat suka mainin lagunya Tokyo Jihen. Begitu pun sama personel yang lain. Kami tau dan mulai nge-cover Tokyo Jihen, yah, begitu gabung di Honey Beat.

Pertanyaan klasik buat band indie nih, kepikiran ngga sih buat gabung ke major label?
Cita-cita kami emang pengen jadi musisi, bukan sekedar mengejar ketenaran aja. Sedangkan kalau di major label, genre musik pasti harus mengikuti kesepakatan dengan major. Kadang karakter band itu sendiri bisa ilang. Sampai sekarang sih, Honey Beat belum ada keinginan untuk gabung ke major label.

Kabarnya, Honey Beat suka bagi-bagi CD gratis pas lagi perform yah?
Hahaha, itu bisa dibilang strategi promosi kami. Dimana pun yang namanya gratisan pasti menarik kan? Jadi tiap kali manggung, Honey Beat akan bagi-bagi CD gratis. Tapi terbatas. Buat yang ngga kedapetan, tenang aja, Honey Beat juga buka booth kok, bisa beli CD kami di situ. Hahaha. Alhamdulillah, CD Honey Beat selalu sold out tiap kali kami perform.

Wah, boleh juga tuh strateginya. Terus, gimana nih respon buat album The Wake Up Call?
Dari pantauan kami nih, untuk ukuran band yang ngejual albumnya sendiri, The Wake Up Call lumayan bagus penjualannya. Ada yang mesen dari Aceh dan Papua, loh. Dengan sistem jualan online, dari luar negeri juga ada tuh yang beli. Nilai jual The Wake Up Call itu karena ada 13 tracks dan satu bonus track di album ini. Normalnya, paling banyak 10 lagu dalam satu CD.

Beberapa lagu Honey Beat ada yang menggunakan bahasa Jepang, gimana proses pembuatan lagunya?
Mostly lirik-lirik lagu Honey Beat ditulis sama Tiiqa, yang punya background bahasa Jepang. Selain itu, kami juga dibantu sama dua orang temen buat meriksa lirik tersebut. Bikin liriknya kadang rame-rame.

Oke, single terbaru Honey Beat Fixie Story bercerita tentang fixed gear, ada apa nih?
Single itu sendiri, udah lama kami garapnya, bahkan sebelum fixed gear mulai booming di sini. Niat kami pengen buat lagu yang terlepas dari tema cinta. Lagu yang lebih real dan update. Pas lagunya udah siap rilis, pas banget komunitas fixed gear lagi berkembang.

Ngomongin soal komunitas Jepang nih, menurut kalian, kira-kira perkembangan kedepannya gimana yah?
Namanya komunitas, pasti segmented yah. Tapi dari yang kami lihat, komunitas Jepang di sini, tingkat fanatiknya cukup tinggi. Untungnya, buat kami, pendengar jadi loyal. Komunitasnya sendiri pun ikut berkembang. Gampangnya, kalau dulu acara festival Jepang cuma ada di kampus-kampus, itu pun biasanya sepi. Sekarang, bisa diliat sendiri, tiap tahun ada acara festival Jepang di Blok M yang dibuat oleh kedutaan Jepang. Crowed-nya sampai 5000 pengunjung tuh.

Honey Beat sendiri, pernah ngga ngisi acara di luar komunitas Jepang?
Lumayan, sering juga. Biasanya buat acara-acara jazz. Kami juga main di JavaJazz 2010 kemarin. Walaupun Honey Beat ini ngga terlalu jazzy banget yah. Di acara itu pun, kami tetep bawain lagu-lagu Jepang. Ternyata, di luar komunitas Jepang pun, lagu-lagu Honey Beat bisa diterima dengan baik.


Teks: Shinta
Foto: Agung Perkasa N
Gogirl! Magazine vol. 80

Comments